26 Agustus 2013

Kisah dari Sepotong Roti

Suatu pagi ketika aku sedang berjalan ke Airport untuk menyusul ibuku di semarang yang sedang menjenguk nenek yang sedang sakit
Di perjalananku ada sebuah toko kue, aku mampir sebentar untuk membeli roti sebagai cemilan ketika sedang menunggu pesawat keberangkatanku yang sudah kupesan dan kusimpan di kantong samping tasku
Setelah sampai di Airport aku duduk di kursi tunggu dan di sebelahku ada seorang pria paruh baya sedang menunggu anaknya
Kulihat ia mengambil sebungkus roti dan kulihat itu seperti roti yang tadi ku beli di toko kue
Akupun berkata “maaf pak, itu roti saya yang saya beli di toko kue seberang jalan tadi” sambil merampas rotiku dari tangannya
Lalu si pria itu hanya tersenyum manis dan mengambilnya dari tanganku denga sangat sopannya, lalu membagi rotinya menjadi dua bagian
Satu bagian untukku dan sebagian lagi dimakan olehnya
Aku sangat kesal sekali pada pria tua itu, mengambil rotiku tanpa izin dan membagi menjadi dua lalu dimakannya rotiku
“Dasar pak tua tak tahu diri” kataku dalam hati dengan sangat kesalnya dan membencinya
Tak lama kemudian pesawat tujuan bandung tiba di bandara, aku berdiri dan memandang sinis kehadapannya dengan penuh dendam dan lagi-lagi pak tua itu hanya membalasku dengan senyum manisnya
Lalu aku naik pesawatku. Setelah aku duduk di kursiku, aku berniat mengambil handphone yang ada di tasku karena aku takut handphoneku diambil juga oleh pak tua menjengkelkan itu
Lalu kutemukan sesuatu yang sangat tak kuduga sebelumnya
Ternyata roti yang tadi ku beli masih ada di tasku dan utuh dengan bungkusnya, dan ternyata roti yang tadi dimakan pak tua itu memang roti miliknya dan kebetulan sama persis dengan roti yang kubeli tadi
Aku sangat menyesal sekali, sungguh – sungguh sangat menyesal karena sudah menuduh pria tadi yang tidak – tidak tanpa mencari tahu dulu kebenarannya dan aku juga sangat menyesal sudah membenci pria baik hati dan sabar seperti beliau dan memperlakukannya dengan sangat kasar
Aku sangat sedih. Ketika kulihat dari jendela pesawatku, pria baik hati itu telah pergi dengan anaknya yang sudah kembali dari toilet
Andai saja aku bisa bertemu dengan pria itu lain waktu, aku akan meminta maaf dan mencium tangannya yang sangat mulia itu.

sumber : kaskus.com

0 komentar:

Posting Komentar