Ketika neuron-neuron HVC individu tercetus, mereka melakukannya dengan tiba-tiba, seolah-olah terkena domino sebelumnya.
Sebagai orang yang biasa menggunakan gitar atau raket tenis
tahu, waktu yang tepat sering merupakan bagian penting dalam
melaksanakan tugas-tugas kompleks. Saat ini, dengan mempelajari sirkuit
otak yang mengontrol nyanyian burung, para peneliti MIT telah
mengidentifikasi sebuah “reaksi berantai” aktivitas otak yang muncul
untuk mengontrol waktu nyanyian.
Nyanyian burung zebra finch
sangat kurang spontanitas; setiap lagu berlangsung sekitar 1 detik,
terdiri dari beberapa suku kata yang waktunya hampir persis sama dari
satu performan ke berikutnya. “Ini merupakan sistem model yang bagus
untuk mempelajari bagaimana otak mengontrol tindakan,” kata Michale Fee,
penulis senior studi dan anggota McGovern Institute for Brain Research.
Struktur
otak yang terlibat dalam menghasilkan nyanyian burung telah
teridentifikasi. Fee, beserta kolega, sebelumnya menunjukkan bahwa tempo
lagu dikendalikan oleh area otak yang dikenal sebagai HVC. Selama
1-detik lagu, neuron individu dalam HVC mencetus hanya satu letupan
pendek aktivitas pada suatu titik waktu yang tepat dalam nyanyian
tersebut. Neuron yang berbeda tercetus pada waktu yang berbeda, sehingga
kegiatan neuron ini merupakan ‘cap waktu’ yang menyebabkan instruksi
yang tepat terkirim ke organ-organ vokal pada setiap instan dalam lagu
tersebut.
Tapi bagaimana setiap neuron
HVC tahu kapan tercetus pada waktu yang tepat seperti itu? Beberapa
gagasan yang berbeda telah diajukan, tapi satu gagasan yang menarik
adalah model “rantai synfire“, di mana neuron-neuron tercetus
dalam reaksi berantai – masing-masing memicu yang berikutnya secara
berurutan, seperti kartu domino yang berjatuhan.
Dalam sebuah studi terbaru, yang dipublikasikan secara online
dalam Nature edisi 24 Oktober, Fee beserta koleganya kini menguji
gagasan ini dengan menggunakan rekaman intraselular, suatu pendekatan
yang dapat merekam fluktuasi tegangan kecil di neuron HVC individu.
Dalam keahlian teknis ini, mereka mengembangkan metode di mana rekaman
tersebut bisa dibuat saat burung bebas bergerak di kandangnya dan
terlibat dalam perilaku alam seperti bernyanyi.
Hasil
yang diperoleh mendukung model rantai domino. Ketika neuron-neuron HVC
individu tercetus, mereka melakukannya dengan tiba-tiba, seolah-olah
terkena domino sebelumnya. Tidak ada aktivitas yang terbangun terlebih
dahulu, melainkan setiap neuron tetap diam sampai gilirannya tercetus,
di mana titik yang meletup tiba-tiba menunjukkan aktivitas, mungkin
disebabkan oleh input rangsangan dari neuron sebelumnya dalam rantai
tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut, para penulis menunjukkan bahwa
letupan ini dipicu aktivitas tiba-tiba oleh masuknya kalsium melalui
saluran membran khusus yang terbuka dalam menanggapi input rangsangan
ini.
Para peneliti MIT juga
menunjukkan bahwa waktu letupan saraf di neuron HVC tidak mudah
terganggu oleh gangguan listrik kecil. Itu penting, ucap penulis
pertama, Michael Long, dari Medical Center Langone Universitas New York.
“Jika satu neuron melakukan kesalahan dalam hal waktu, setiap neuron
berikutnya pada rantai juga akan mati. Itu akan menjadi seperti musisi
tanpa indera irama.”
“Ini adalah
pertama kalinya kami mampu memahami generasi urutan perilaku yang
dipelajari”, kata Fee. “Kami memperkirakan bahwa mekanisme yang sama
mungkin ada pada otak lainnya, termasuk otak kita sendiri.”
Dezhe Jin, dari Universitas Pennsylvania State, juga ikut berkontribusi dalam penelitian ini.
Sumber Artikel: web.mit.edu
Referensi Jurnal:
“Support for a synaptic chain model of neuronal sequence generation,” Long MA, Jin DZ, Fee MS. Nature. 24 Oct 2010. http://dx.doi.org/ … /nature09514
Referensi Jurnal:
“Support for a synaptic chain model of neuronal sequence generation,” Long MA, Jin DZ, Fee MS. Nature. 24 Oct 2010. http://dx.doi.org/ … /nature09514
0 komentar:
Posting Komentar