Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kesehatan. Tampilkan semua postingan

26 Agustus 2013

Akibat Tubuh Kurang Tidur

Tidur artinya berhemat energi, bukan hanya itu tapi juga menghemat nyawa serta umur. Serius, banyak penyakit datang jika kurang tidur. Tidur ideal tubuh manusia adalah sekitar 8 jam sehari, jika kekurangan maka akan menyebabkan kurang normalnya fungsi tubuh.

Tidur yang sehat didambakan oleh banyak orang, namun jika anda selalu memilih tidur kurang dari kebutuhan, maka siap-siaplah untuk menghadapi resiko-resiko di bawah ini. Akibat kurang tidur

Ngidam junk food 
Tidur terlalu sedikit dapat memancing hormon yang mengatur nafsu makan, meningkatkan keinginan makan tinggi lemak, makanan yang tinggi karbohidrat dan menyebabkan kalori yang lebih dari kebutuhan tubuh. Dalam sebuah studi, orang-orang yang kekurangan tidur dalam 2 malam memiliki lebih banyak hormon ghrelin yang mempengaruhi rasa lapar dan sedikit hormon leptin yang merupakan hormon penekan selera makan.

Dalam waktu lama, hal ini bisa menyebabkan penambahan berat badan. Dalam sebuah penelitian dari Universitas Washington menemukan bahwa orang-orang yang tidur 7 sampai 9 jam setiap malam memiliki berat badan rata-rata 24.8-hampir 2 poin lebih rendah dari rata-rata mereka yang tidur kurang

Menjadi magnet kuman 
Orang yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar dalam terkena pilek, menurut penelitian JAMA. Penelitian lain menemukan bahwa pria yang kurang tidur susah menjaga respon imunitas normalnya setelah menerima suntikan flu. Para pria itu hanya memiliki setengah antibodi sebagai pelawan penyakit setelah 10 hari vaksinasi dibandingkan pria yang tidur cukup. Karena itu tidur dapat meningkatkan imunitas tubuh.

Kurang mampu mengolah glukosa 
Setiap sell tubuh memerlukan bahan bakar untuk berfungsi sempurna. Menurut peneliti dari Universitas Chicago, Kekurangan tidur 6 hari saja akan membuat orang mempunyai kemungkinan untuk resistensi terhadap insulin, yaitu hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah ke sell. Dalam studi lain, tes menunjukkan bahwa peserta yang tidur kurang dari 6 jam/ malam tidak dapat mengolah gula dengan benar. Hal ini bisa mengakibatkan diabetes tipe 2 .

Berada dalam badai stress yang tidak pernah berakhir 
Penelitian di Universitas Chicago juga menemukan bahwa kurang menutup mata menyebabkan tingkat kortisol, hormon stres meningkat saat sore dan malam dan menyebabkan peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan glukosa darah. Hal itu bisa meningkatkan risiko hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2 . Selain berakibat dengan masalah kesehatan di masa depan, kortisol datang di saat yang tidak tepat yaitu pada saat anda harus istirahat dengan tidur.

Suasana hati buruk dan otak yang terasa berkabutSetelah melewati malam yang gelisah, konsentrasi anda berkurang dan membuat kegiatan-kegiatan tertentu seperti mengemudimenjadi berbahaya. Orang yang mengalami kelelahan fatal juga kurang bahagia. Suasana hati dan tidur diatur oleh zat kimia otak yang sama. Hal ini bisa meningkatkan kemungkinan depresi, namun kasus ini hanya berlaku pada orang-orang yang rentan terhadap penyakit

Kurang tidur membuat anda terlihat lebih tua 
Semua orang membuktikan hal ini, kulit jadi pucat dan gelap. Lebih buruk lagi, peningkatan kadar kortisol dapat memperlambat produksi kolagen, yang bisa mengakibatkan keriput. Karena itu, banyak yang menyebut bahwa tidur itu juga disebut beauty sleep, karena perubahan hormon akan meningkatkan aliran darah ke kulit, yang bisa menyebabkan kulit cerah dalam semalam. Selain itu, hal ini juga membuat berbagai kosmetik meresap lebih cepat karena bahkan pada saat anda tidur, kulit anda juga masih tetap bekerja keras. Penelitian juga menunjukan bahwa kulit mengalami pergantian 8 kali lebih cepat pada saat anda tidur, jadi tidur cukup bisa mengurangi kerutan.

Memiliki risiko kanker lebih tinggiLatihan membantu mencegah kanker, tetapi sedikit tidur bisa menyebabkan pengurangan efek latihan ini, begitu disimpulkan dalam studi kesehatan sekolah kesehatan Johns Hopkins Bloomberg. Penelitian ini melibatkan 6.000 wanita selama sekitar satu dekade, mereka menemukan bahwa penggemar latihan yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar terkena kanker dibandingkan yang tidur lebih banyak. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan hormonal dan metabolisme dikaitkan dengan risiko kanker,hal ini bisa menghapus manfaat olahraga.

25 Agustus 2013

4 Things Your Hair Can Cay About Your Health

Most of us view our hair as separate from the rest of our body, but like our nails, hair is an extension (pun intended) of our body that can give us clues as to our overall health. Herein, four hair signs that something may be amiss.
 
If you once had thick, lustrous hair that turned fine and limp, first look to see what you’ve been doing to your hair lately. Have you been swimming a lot in chlorinated water? Did you dye your hair recently? These things, among others, can cause your hair to lose its luster. But limp, dry hair may also be a sign of hypothyroidism, or an underactive thyroid, in which your thyroid gland doesn’t produce enough hormones, causing your metabolism to slow down. Other signs of hypothyroidism can be sudden weight gain, unexplained fatigue, and being cold all the time. If you suspect hypothyroidism to be the culprit, talk to your doctor about testing your thyroid levels. If you do have an underactive thyroid, you can often take medication to supplement your hormone levels.
 
A lot of people have dandruff that is easily treated with an anti-dandruff shampoo, but if your dandruff is starting to turn into thick scaly patches, it could be a sign that you have psoriasis, an autoimmune disease in which the skin goes into overdrive, speeding up the process of skin cell turnover. If you have another autoimmune disease, such as multiple sclerosis or Crohn’s disease, it ups the chance that you’ll get psoriasis, so be especially wary if you have another autoimmune condition.
 
The average person loses about 100 hairs a day (by the looks of my hairbrush at the end of a day, I’d say my average is closer to two or three hundred). This hair loss is normal and doesn’t make your hair feel any thinner. But if your hair starts to feel markedly thinner or your hair starts to come out in clumps, it may a sign that something is up (or in this case, out). Sometimes hair loss can be attributed to a recent stressor, such as a divorce or job loss. In other cases, hair loss can also be another sign of hypothyroidism or a sign of a hormonal imbalance relating to PCOS, polycystic ovarian syndrome. Still, there are also a few medications, including some birth control pills and antidepressants, which can cause hair loss as a side effect.
 
Yes, hair loss can be related to several things, so in this case, it’s best to talk to your doctor about all your symptoms. Also, if you suspect your meds to be the culprit, talk to your doc about an alternative before stopping your medication altogether.
 
Finally, another sign of a more serious problem could be dry, brittle hair that breaks easily. Your hair is made up a protein called keratin, and if you’re not getting enough protein in your diet, it could weaken your hair. This could also be another telltale sign of a thyroid issue, so be sure to check with your doc if this is the case.
 

24 Agustus 2013

Nose Acne

Acne spares none' is one self-composed adage that I would like to feature in here. Acne is a condition that chases individuals from all walks of life. It gets obsessed with you from the day you step into your teens, hounds you well into your twenties and badgers you when you trod into the middle-age domain. Nose acne is an extremely frustrating condition to endure. You feel all the more thwarted when that pea-sized pimple smiles wickedly at you and is coveted with the tittle of being the hottest topic on board for one and all.

Acne - How are they Formed?
When the sebaceous glands become active in nature, that is, at the onset of puberty in both boys and girls, acne begin to appear. Sometimes, the skin cells on the surface get blocked which in turn causes the sebum or oil to build up. This process triggers the multiplication of bacteria and further activates the neighboring cells thus, resulting in the inflammation of the skin tissues.

Types of Nose Acne
The T zone, that includes your forehead, nose and the chin are areas most susceptible to acne. The type of acne that attack the nose predominantly are:

Blackheads
When the oil changes from white to a black, oxidized shade due to excessive melanin accumulation, it gives rise to blackheads. Blackheads, also known as closed comedones, come in contact with oxygen in the air, hence the typical black color. It is a common myth that blackheads are a sign of hygiene challenged individuals. The occurrence of blackheads has no relation whatsoever with maintaining cleanliness and hygiene.

Whiteheads
Whiteheads, as the name suggests, are small, white bumps on the surface of the skin. Milia or whiteheads are caused when excess of sebum is secreted by the sebaceous glands. The pore or the hair follicle is the next recipient of the sebum. Here, the sebum becomes rigid and the result is the formation of a whitehead.

Acne Rosacea
Acne Rosacea is a condition that confines itself to cheeks, nose, forehead and chin. Rashes and redness are some of the vital characteristic signs to look out for. Small red colored bumps, skin blemishes are an accompaniment with the redness caused due to this condition. If acne is concentrated on the nose, the condition appears worse. It is important to understand Red nose Rosacea as a condition or a skin ailment in itself and not muddle it with the easy-to-treat sunburns or on-and-off acne episodes.

Nose Acne Cyst
Nose acne cyst are painful, pus filled bumps formed due to a blockage in the sebaceous glands. These glands have burst, causing an inflammation of the nearby tissues. Cystic acne is considered one of the most painful of the acne clan. This condition can cause permanent scars. Nose acne scars are those unappealing marks that are left behind after the cyst has subsided. Pollution and humidity levels also cause nose acne cysts. A majority carry a preconceived notion that washing or over scrubbing your face could be the solution for a clean and clear skin. Unfortunately, this 'fact-for-so-many' does not hold true. This only results in dry skin or over- exfoliated skin that make the skin pores excessively susceptible to clogging. Picking or squeezing pimples is the worst crime to commit in the name of skin clearing process. It will only increase your agony. Your scares could get prominent and stick out on your nose with glaring clarity. Just makes matters worse, right!

Nose Acne Treatment
Nose acne could be treated by employing certain small yet significant steps that involve little effort but yield great results. First and foremost, one needs to understand that our face skin is the most delicate part of the body. Using a mild soap on the face helps keep it clean and blemish-free. We are often too lazy to remove make-up traces and call it a night. This is not advisable for skin prone to pimples and acne. Visiting a parlor and treating yourself to a facial or rejuvenating face mask relaxes your mind and soothes your senses. Do not trust anyone, except a trained beautician to conduct a treatment or a face therapy for you. Natural acne cures include a process of steaming your face and gently placing a hot towel over your face, (Do not burn yourself, please!) is also very helpful. One could gently squeeze out the blackheads and whiteheads on the nose with an instrument called the extractor. This should be followed by the application of a face mask made of MultanI mitti (Fuller's earth) mixed with rose water, a pinch of turmeric and sandalwood. This is an effective way to control the recurrence of pimples. Applying honey with a pinch of sandalwood and rose water proves to be effective as well. Apply cucumber juice on your face and feel the difference. This face pack would soothe your pores for sure. Lemon juice for acne scars proves to be a savior treatment.
 
 
buzzle.com

23 Agustus 2013

Tanda Seseorang Berkepribadian Introvert

Seseorang yang memiliki kepribadian introvert umumnya lebih suka melakukan segala sesuatunya sendiri. Berbeda dengan orang ekstrovert yang cenderung blak-blakan, orang introvert cenderung sulit mengungkapkan pemikiran dan pendapatnya di hadapan orang lain.

Tidak ada kepribadian yang diklaim sebagai kepribadian paling baik di dunia ini. Apalagi nasib seseorang tidaklah ditentukan oleh kepribadiannya. Aneka kepribadian manusia di muka Bumi ini saling melengkapi manusia satu dengan lainnya. Dan bukankah berbeda itu indah?

Nah, introvet hanyalah salah satu jenis kepribadian manusia yang dikenal. Sebenarnya tidak mudah menemukan seseorang dengan kepribadian introvert. Apalagi kerap juga seseorang tidak menyadari dirinya introvert, apalagi jika orang tersebut bukanlah seorang yang pemalu.

Tidak ada yang salah menjadi seorang introvert, ekstrovert, ataupun ambivert. Hanya saja, dengan mengenal kepribadian diri sendiri dan orang lain maka akan lebih memudahkan dalam memahami satu sama lain. Nah berikut ini ciri-ciri seseorang yang memiliki kepribadian introvert, seperti dikutip dari Huffington Post, Jumat (23/8/2013) :

1. Tidak Suka Basa Basi

Orang yang introvert dikenal fobia-basa basi, karena mereka merasakan omong kosong menjadi sumber kecemasan, atau setidaknya menjengkelkan. "Introvert benci basa basi bukan karena tidak suka dengan orang-orang. Tapi kami membenci basa basi karena bisa menjadi hambatan yang tercipta di antara orang-orang," tulis Laurie Helgoe di buku 'Introvert Power: Why Your Inner Life Is Your Hidden Strength.'

2. Pergi ke Pesta Bukan untuk Bertemu Orang

Jika Anda seorang introvert, Anda bisa jadi terkadang menikmati pergi ke pesta. Tapi kemungkinannya adalah Anda tidak pergi ke pesta karena Anda bersemangat bertemu dengan orang baru. Di pesta, kebanyakan introvert akan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang sudah mereka kenal dan merasa nyaman.

3. Merasa Sendiri di Keramaian

Mungkin Anda sering merasa seperti asing di tengah-tengah perkumpulan sosial dan kegiatan kelompok, bahkan dengan orang yang Anda kenal? "Jika Anda cenderung menemukan diri Anda merasa sendiri di tengah keramaian, Anda mungkin seorang introvert," kata Dambling.

4. Mudah Terganggu

Sementara ekstrovert cenderung mudah bosan ketika mereka tidak memiliki kegiatan, introvert memiliki masalah sebaliknya. Mereka mudah terganggu dan kewalahan di lingkungan yang kelebihan stimulus.

"Ekstrovert umumnya lebih mudah bosan daripada introvert pada pekerjaan yang monoton, mungkin karena mereka membutuhkan dan berkembang pada tingkat tinggi stimulasi," kata peneliti Clark University di makalah yang diterbitkan di Journal of Personalitu and Social Psychology.

5. Bicara di Depan 500 Orang Tidak Terlalu Membuat Stres Dibanding Harus Berbaur Setelahnya

Introvert bisa menjadi pemimpin yang sangat baik dan seorang pembicara yang baik juga. Mereka tidak terlalu pemalu sebenarnya karena tidak selalu menghindari sorotan. Bagi seorang introvert, berbicara di depan ratusan orang masih lebih baik ketimbang berbaur dengan orang-orang itu setelahnya.

Artis seperti Lady Gaga, Christina Aguilera dan Emma Watson, semuanya diidentifikasikan sebagian para introvert, dan sekitar 40 persen dari CEO memiliki kepribadian introvert.

6. Saat di Bis, Anda duduk di Bangku Paling Pojok, Bukan di Tengah

Orang yang introvert cenderung menghindari dikelilingi orang di semua sisi. "Kami kemungkinan untuk duduk di tempat-tempat di mana kita bisa pergi ketika kita siap," tutur Damling.

7. Memiliki Kekasih Ekstrovert

Benar bahwa yang berlawanan itu menarik, sehingga introvert seringnya tertarik pada ekstrovert. Sebab seorang ekstrovert akan mendorong mereka untuk bersenang-senang dan tidak terlalu serius.

8. Menyaring Telepon

Anda mungkin tidak mengangkat telepon sekalipun dari orang yang Anda suka, namun Anda akan menelepon balik mereka setelah Anda siap secara mental dan mengumpulkan energi untuk perbincangan.

9. Anda Memperhatikan Detail yang Orang Lain Tidak Lakukan

Sisi positif dari introvert adalah sering memiliki mata yang tajam untuk melihat hal detail, yang mungkin tidak dilihat orang di sekitarnya. Penelitian menemukan bahwa introvert menunjukkan peningkatan aktivitas otak saat memproses informasi visual, dibandingkan dengan ekstrovert.

10. Sering Berbicara dalam Hati

"Ekstrovert tidak berbicara dalam hati seperti yang kami lakukan. Kebanyakan introvert perlu berpikir sebelum bicara," tutur Olsen Laney.

11. Tekanan Darah Rendah

Studi di Jepang tahun 2006 menemukan bahwa introvert cenderung memiliki tekanan darah rendah daripada ekstrovert.

12. Anda Seorang Penulis

Introvert sering lebih baik berkomunikasi lewat tulisan daripada secara langsung. Kebanyakan mereka tertarik untuk menyendiri, sehingga cocok sebagai penulis kreatif. Introvert yang sukses dalam bidang tulis menulis adalah pengarang 'Harry Potter', J.K Rowling. JK Rowling mengatakan mereka merasa lebih kreatif ketika memiliki waktu sendiri dengan pikirannya.

13. Anda Memiliki Periode Kegiatan Sosial, Kerja dan Kesendirian

Introvert bisa bergerak dengan menentukan bagaimana mereka harus menyeimbangkan kesendirian dengan aktivitas sosial. Tapi ketika mereka bergerak terlalu banyak dalam sosialisasi dan kesibukan, mereka merasa tertekan dan perlu untuk kembali ke diri mereka sendiri. Demikian pendapat Olsen Laney.

Artinya setelah para introvert melewati periode kegiatan sosial tinggi, mereka kemudian menyeimbangkan dengan periode kebatinan dan kesendirian. "Ada titik pemulihan yang tampaknya berkorelasi dengan berapa banyak interaksi yang Anda lakukan," kata Dembling.

14. Terlihat Bijaksana Sejak Usia 20 -an

Orang yang introvert akan mengobservasi dan mengambil banyak informasi. Mereka juga cenderung berpikir sebelum bicara sehingga membuat mereka terlihat lebih bijaksana daripada yang lainnya.

"Orang yang introvert cenderung berpikir keras dan analitis. Itu yang membuat mereka tampak bijaksana," ujar Dambling.

sumber : detik/health.com

Tips to Deal With Hearing Loss

Those who assume hearing loss to be an age-related condition would be surprised to know that it actually affects people of all ages. Gradual hearing loss, in particular, is known to affect people of all ages, in varying degrees. What confounds the situation further is the fact that gradual hearing loss is not tangible enough to be noticed in its initial stages. It is only at a later stage that it begins to get evident, adding to the patient's frustration over time.

Helpful tip to cope with hearing loss
 
There are several factors that cause loss of hearing in humans. Certain individuals may be born with the condition (congenital), whereas it could be noise-induced in others. In some cases, when older people exhibit signs of hearing loss, like aloofness or confusion, they may be misinterpreted as symptoms of dementia.

Understanding hearing loss and its symptoms is therefore a necessity in our world today. The signs of hearing loss are often misconstrued as ignorance, or worse, even arrogance. Those suffering from this condition need all the support from the people around them. Those seeing their loved ones suffer from the condition may need help coming to terms with it. Keeping these specific needs in mind, we have compiled a few tips which will prove helpful.

Coming to Terms With Hearing Loss

Acknowledge Your Condition
The very first step in the right direction involves acknowledging the fact that you suffer from the condition. As hard as it may be, accepting your problem will nudge you forward into looking for a solution to it. Going into the denial mode can only result in delayed treatment, worsening your situation. It is easier said than done, but the sooner you accept the condition, the quicker will you cope with it.

Seek Appropriate Treatment
These days, treatments for hearing loss are not limited to hearing aids. Seek the counsel of a certified hearing professional, who will be able to guide you about purchasing appropriate and well-fitted hearing aids. The point to be considered here is that hearing aids do not correct the ailment, they only help in improving the quality of hearing. Thus, they help you adjust to the condition, and come to your aid during social interactions.

Know Your Options
Besides hearing aids, your doctor may provide other options only after a complete evaluation of your condition. As an example, cochlear implants are devices that are surgically placed in the inner ear to directly stimulate the auditory nerve. They may be used to improve hearing in severe or profound cases. Your doctor, having evaluated your case, will suggest the appropriate device to aid hearing.

Tips to Ease Communication With Others
Loss of hearing, unfortunately, is a condition that cannot be recognized by others, unless you choose to inform them about it. Therefore, it is up to you to direct others regarding the best way to communicate with you. Here are a few suggestions -

  • Explain to them the best way to communicate with you.
  • Ensure that your surroundings are well-lit and quiet, as far as possible.
  • Pay close attention to what the speaker is saying.
  • Notice the speaker's body language and facial expressions for better understanding.
  • Ask for written clues if you have trouble deciphering the talk.
  • Be proactive while listening, and admit it if you could not understand anything.
  • Accept if you are feeling tired or unable to concentrate for some reason, and request to communicate later.
  • Thank the speaker at the conclusion of the conversation.

And always remember to relax, breathe deeply, and carry your sense of humor along, everywhere you go.

Helping a Loved One Come to Terms With Hearing Loss

As a parent, it can be devastating to learn about your child's hearing impairment. Likewise, to know of any family member or friend suffering from this condition can take a toll on the emotions. It is important to deal with your feelings in this case - they may range from anger, to despair, to quiet acceptance, a long journey to cover. But cope with it you must, in order to lend a shoulder of support to your loved one who needs it more.

Acquaint yourself with the ways to deal with hearing loss. Clarify your doubts with the doctor, and understand how you can be of assistance to your loved one.

Tips to Communicate With a Hearing-impaired Individual
Often, we make the mistake of raising our voice when we communicate with someone with impaired hearing. Not only is it futile, but it is also unnecessary. Instead, here are some things you can do to help -

  • Ensure that you have the attention of the person before you begin speaking.
  • Ask how you can communicate better.
  • At all times, face the person while you speak.
  • Ensure that your face is clearly visible. Eliminate any source of backlight, if possible.
  • There is no need to be loud. Speak clearly instead.
  • Speak at a moderate and even pace.
  • Compliment your talk with corresponding facial expressions and gestures.
  • Do not hide your mouth while speaking.
  • Slowly repeat or rephrase your sentence in case it is not understood, or misunderstood.
  • Be patient.

Hearing loss does not have to be a debilitating condition for any individual. Appropriate treatment, the support of family members and friends, and a positive outlook proves helpful to triumph over an impairment of any kind.

buzzle.com

3 Agustus 2013

Jeruk Nipis sebagai Terapi Diet Alami

Tubuh yang ideal merupakan dambaan, tidak hanya wanita, tetapi juga pria. Khusus bagi wanita tidak hanya ideal saja, akan tetapi tubuh ramping, langsing adalah ukuran yang sangat diinginkan. Sampai-sampai telah menjadi obsesi bagi sebagian besar wanita. Akibatnya segala cara ditempuh demi mendapatkan tubuh yang ramping. Ada yang menggunakan cara sehat, seperti mengkonsumsi makanan rendah kalori dan berolahraga. Namun banyak pula yang menggunakan cara instan seperti obat pelangsing. Cara instan ditempuh karena diet sehat yang ditawarkan memakan waktu yang lebih lama dan dianggap kurang praktis. Berbagai obat pelangsing pun menjadi pilihan, padahal belum tentu benar-benar memberikan efek dapat menurunkan berat badan. Terlebih lagi kandungan di dalamnya juga belum tentu sehat, terkadang ada bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh.
Jeruk Nipis sebagai Terapi Diet Alami
Diet alami tentunya masih lebih baik dan tidak mebahayakan kesehatan tubuh. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan diet, misal lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah yang mengandung berbagai vitamin, dan zat lain yang baik untuk tubuh. Salah satunya adalah menggunakan jeruk nipis.
Sudah banyak diketahui bahwa jeruk nipis memiliki manfaat yang bermacam-macam, diantaranya masker wajah, obat batuk, bumbu masak, menghilangkan bau amis pada peralatan makan, dan masih banyak lagi. Tanaman yang berasal dari India sebelah utara ini mengandung banyak air dan vitamin C yang tinggi. Sebagai menu untuk diet, kandungan vitamin C tersebut sangat baik dalam melarutkan lemak dalam tubuh. Rasa asam dan unsur pectin yang terkandung di dalamnya membantu menghilangkan racun-racun dalam tubuh, seperti kolestoral jahat.
Sebagai terapi untuk menurunkan berat badan, campurkan perasan jeruk nipis ke dalam segelas air putih hangat. Minumlah secara rutin setiap pagi, siang, dan malam. Kandungan jeruk nipis mampu mengikis lemak-lemak yang ada dalam tubuh. Bagi yang merasa terlalu asam, segelas air jeruk nipis dapat dicampur dengan madu. Selain itu, dapat dicampurkan ke dalam berbagai jenis makanan seperti salad. Untuk hasil yang lebih baik, olahraga akan lebih cepat membantu menurunkan badan. Tidak harus olahraga berat, olahraga sederhana seperti berjalan kaki dan lari pun dapat dilakukan. Perlu dicatat pula, cara diet menggunakan jeruk nipis ini tidak dianjurkan bagi penderita maag/lambung.

Bahaya Memperbesar Kelamin Pada Pria

Makin besar kelamin pria maka pasangan akan makin puas. Anggapan seperti ini masih menjadi pola pikir bagi sebagian pria. Tak heran bila banyak kaum pria yang rela melakukan berbagai cara demi menambah ukuran organ intimnya. Padahal, metode sembarangan dan dilakukan oleh orang yang bukan ahli di bidangnya justru bisa menyebabkan kerusakan permanen pada alat vitalnya. 

Dr Nur Rasyid mengingatkan para pria supaya tidak melakukan upaya memperbesar alat kelamin karena pada pria dewasa sebenarnya alat kelaminnya sudah mencapai ukuran maksimal. Jadi, tidak mungkin bisa diperbesar lagi. Upaya pembesaran masih bisa dilakukan pada anak laki-laki yang usianya belum memasuki usia puber atau prepubertal. Pada usia ini alat kelamin pria masih bisa tumbuh bila dilakukan upaya pembesaran. 
Pria yang telah memasuki usia 21 tahun umumnya organ vitalnya sudah matang secara sempurna. Organ vital pria akan bertambah besar saat mengalami ereksi sebab terjadi peningkatan suplai darah di pembuluh darah penis. Jadi, bila ereksi lancar maka penis akan membesar secara alami. 

Sayangnya, tidak semua pria mengetahui ukuran penis yang normal. Masih banyak yang merasa ukuran yang dimilikinya kecil, padahal sebenarnya normal. Ukuran penis rata-rata orang Indonesia yang dianggap cukup untuk memenuhi fungsi organ seksual mencapai 9 sentimeter saat ereksi.

Banyaknya iklan yang menggembar-gemborkan berbagai prosedur pembesaran penis sebenarnya hanya omong kosong belaka. Penis bukanlah otot yang bisa dilatih dengan olahraga macam apapun. Tidak ada juga alat yang bisa membuatnya lebih panjang atau lebih kuat. 

Berbagai metode penambahan volume seperti penyuntikn silikon atau minyak tradisional di bawah kulit penis justru bisa membahayakan organ vital pria. Metode pembesaran dengan meyuntikan bahan berbahaya di alat kelamin akan terlihat baik pada awalnya. Tapi, kondisi seperti itu tidak bisa berlangsung lama. Efeknya paling lama akan bertahan sekitar enam sampai dua belas bulan. 

Setelah itu, kulit dan bentuk penis bisa mengalami kerusakan. Efeknya mungkin hampir sama dengan penyuntikan silikon di wajah atau dada. Bila sembarangan, hasilnya tentu akan buruk. Mensyukuri yang telah ada jauh lebih baik ketimbang merubah sesuatu yang belum tentu menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat.

sumber : doktersehat.com

Kenali Tanda-tanda Hormon Testosteron Menurun

Testosteron identik dengan hormon yang membangkitkan hasrat bercinta pria. Tapi, hormon ini fungsinya lebih dari itu. Antara lain melindungi tulang dan mempertahankan massa otot.
Ketika jumlahnya menurun, maka dampaknya bagi kesehatan cukup besar. Salah satunya meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2. Meskipun hormon testosteron akan menurun seiring bertambahnya usia, tapi gaya hidup tak sehat juga mempengaruhinya.
Merokok, tak berolahraga, minum-minuman alkohol berlebihan, konsumsi makanan berkalori tinggi patut diwaspadai. Menurut Abraham Morgentaler, MD, pendiri Men’s Health Boston, hal tersebut akan berdampak negatif pada level testosteron.
Gejala level testosteron menurun, seperti dikutip dari Gosip Artis Indonesia, sebenarnya bisa dilihat dan langsung dirasakan. Perhatikan kondisi pasangan, jika ia mudah lelah, bisa jadi produksi hormon testosteron sedang turun. Apalagi, jika disertai depresi, kenaikan berat badan dan hasrat bercinta menghilang.
Untuk meningkatkan lagi level testosteron dianjurkan untuk berolahraga. Perbanyak juga konsumsi makanan yang kaya vitamin D, seperti susu, ikan salmon dan jus jeruk. Sebagai cemilan, bisa mengkonsumsi avokad atau kacang-kacangan.
Pastikan juga tidur cukup. Kurang tidur akan berdampak negatif pada kerja kelenjar yang memproduksi hormon testosteron. Siasati waktu dengan baik agar tubuh mendapatkan cukup waktu untuk istirahat.

Jangan Minum ini Untuk Mengatasi Haus

Penting bagi Anda untuk minum lebih banyak cairan agar terhindar dari dehidrasi dan metabolisme tubuh dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa jenis minuman yang perlu Anda hindari untuk meredakan rasa haus akibat dehidrasi.

Seseorang membutuhkan cairan untuk dapat menjalankan fungsi tubuhnya dengan baik. Air adalah unsur kunci dalam darah, getah bening dan keringat, yang juga berfungsi membantu pencernaan, bantal sendi dan jaringan, dan membantu mengatur suhu tubuh.

Bahkan, lebih dari setengah dari berat tubuh manusia hanyalah air. Air juga membantu Anda agar tetap merasa berenergi, sehingga Anda akan merasa lelah atau sakit kepala ketika kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Anda juga dapat mengalami sembelit atau bahkan infeksi saluran kemih.

Para ahli juga telah menyatakan bahwa setiap orang perlu minum 8 gelas air sehari. Namun, kebutuhan setiap orang berbeda, tergantung pada usia dan ukuran, tingkat aktivitas dan bahkan cuaca. Yang juga penting adalah seberapa banyak air yang Anda peroleh melalui makanan. Buah-buahan, sayuran, dan sup dapat berkontribusi terhadap tingkat cairan tubuh.

Jangan sembarangan dalam memilih minuman untuk mengatasi dehidrasi. Beberapa minuman mungkin dapat mengatasi rasa haus dengan cepat tetapi juga lebih banyak memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

Seperti dilansir Besthealth, Kamis (14/3/2013) berikut adalah pilihan jenis minuman yang terburuk untuk tetap terhidrasi:

1. Minuman manis
Anda mungkin tidak lagi merasa haus setelah minum minuman manis, seperti sari buah, soda, atau sirup. Tetapi minuman tersebut sarat dengan kalori karena sekitar 355 mililiter cairan manis biasanya mengandung 10 sampai 13 sendok teh gula.

Daripada mengambil minuman manis untuk mengatasi rasa haus, cobalah memberikan tambahan rasa yang alami pada air putih. Misalnya menambahkan perasan air sari lemon atau jeruk nipis ke dalam air putih yang membuat rasanya lebih menarik.

2. Jus buah dan sayuran
Jus buah dan sayuran memang dapat menyegarkan kembali tenggorokan yang kering karena dehidrasi, ditambah dengan manfaat vitamin dan mineral. Tetapi jus juga mungkin menyumbangkan kalori yang berlebihan karena seringkali ditambahkan gula.

Selain itu, jus juga dapat meninggalkan efek buruk bagi kesehatan mulut. Cobalah untuk tidak minum lebih dari secangkir jus buah atau sayuran dalam sehari. Akan lebih baik jika Anda makan buah-buahan tersebut secara utuh, misalnya tomat, semangka dan jeruk yang kaya akan kandungan air dan serat yang penting.

3. Minuman energi
Minuman energi mengandung gula dalam jumlah besar dan tinggi kandungan kafeinnya, yang mungkin menimbulkan risiko kesehatan, terutama untuk anak-anak, remaja dan wanita hamil atau menyusui. Daripada mengusir haus dengan minuman energi, Anda dapat memilih susu sebagai gantinya.

Susu adalah minuman yang menawarkan energi dan 80 persennya berupa cairan yang dilengkapi dengan protein, karbohidrat, sedikit lemak dan masih banyak nutrisi lainnya.

4. Alkohol
Alkohol memang dapat mengobati rasa haus, tetapi bukannya mengusir dehidrasi, alkohol dapat menyebabkan rasa haus setelahnya.

2 Agustus 2013

Bahaya Minuman Suplemen

  1. HFCS atau jenis gula tambahan lain adalah komposisi pemanis yang tidak memiliki manfaat selain sebagai pemanis, belum lagi rendah kalori tetapi tinggi kadar lemaknya. Malah konsumsi produk ini bisa menyebabkan kegemukan, karena lemak yang dikandungnya akan disimpan tubuh. Memang ada produk yang jenisnya rendah gula atau bebas gula, tetapi masalahnya mereka pasti memasukkan pemanis buatan lainnya, yang harus diwaspadai efeknya.
  2. Kafein; Materi yang dikandung dalam kopi ini tidak akan mampu memberi energi kepada peminumnya, hanya membangkitkan semangat dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat. Sebagian besar produk memasukkan komposisi kafein yang melebih kandungan minuman bersoda. Kafein bisa menyebabkan ketagihan, pening dan sakit kepala bila konsumsinya berlebih.
  3. Vitamin B; Kandungan vitamin B buatan ini tidak akan bermanfaat dan akan langsung dibuang melalui air seni, karena vitamin B hanya bermanfaat bila dibantu dengan keberadaan beberapa vitamin dan zat pendukung di tubuh. Khusus untuk vitamin B12, bisa menimbulkan gangguan pada system saraf jika dikonsumsi secara teratur. Nah lo…
  4. Untuk jangka panjang, pencampuran minuman beralkohol dengan energy drink bisa menyebabkan penyakit hepatitis, tumor, dan cirrhosis. Hal ini disebabkan kedua minuman tadi akan bereaksi bila dicampur dan tubuh tidak akan sanggup memproses hasil reaksi tadi.
  5. Minum 2 atau 3 kaleng apalagi lebih bisa menyebabkan konsentrasi lemah, rasa panik dan khawatir.
  6. Mencampur energy drink dengan Narkoba sangat berbahaya, karena dapat meningkatkan kemungkinan serangan penyakit cardiovascular seperti stroke.
  7. Minum energy drink saat berkeringat apalagi lebih dari 1 kaleng bisa menyebabkan dehidrasi, karena kafein yang dikandungnya bisa menyebabkan ginjal bekerja lebih membuang cairan dari tubuh anda. Bayangkan, bila atlit mengkonsumsi minuman ini sebelum bertanding, bukannya tambah energi malah dehidrasi yang didapat.
  8. Taurine adalah sejenis asam amino. Berdasarkan penelitian, tidak jelas diketahui manfaat taurine pada otak, malah dikatakan taurine memberi pengaruh sedative atau bius terhadap otak. Taurin juga menyebabkan denyut jantung yang tidak stabil.
  9. Sodium citrate biasanya dimasukkan ke dalam minuman berenergi sebagai pengawet. Efek dari bahan kimia ini adalah mempercepat proses perubahan glukosa menjadi asam laktat, sehingga mempercepat turunnya stamina.
  10. Minuman berenergi sangat berbahaya bagi penderita hipertensi, karena denyut jantung anda akan dipacu oleh minuman ini.

Beberapa kandungan lainnya seperti inositol dan niacin memang tidak berbahaya, tetapi juga tidak membawa manfaat apapun, berhubung dosisnya yang sangat kecil.

24 Juli 2013

Siklus Menstruasi

Sebagaimana disebutkan pada artikel Fisiologi Menstruasi sebelumnya, Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi (pertumbuhan) dan masa sekresi.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

  1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
  2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
  3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan prolaktin
 
  Gambar 2. Siklus Hormonal
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen.

Estrogen ini menekan produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan hipotalamus ke hipofisis.

Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen.

Estrogen mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik).

Korpus luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron. Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
  1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah
  2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)
  3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :
  1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus menstruasi keseluruhan
  2. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka waktu rata-rata 14 hari
Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus menstruasi normal:

  1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus sebelumnya
  2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium
  3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis (respon bifasik)
  4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah hormon progesteron
  5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal
  6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum
  7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah terjadi ovulasi
  8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya.
 sumber :  dr. Tri Rejeki Herdiana
 

Mitosis and Cancer

Do you know how cancer happens? It's not just some random bundle of abnormal tissues that get tucked within a particular organ overnight! A cancer is the body's way of playing the devil with you, using the very same resources which nature originally equipped it with and which it is supposed to use for the growth, replacement and reparation of dead or damaged tissues. Oh yes, I am talking about cells alright! So, what is it about cells that the body can manipulate, unintentionally of course (you sink, your body sinks so it has to play along.... it's as simple as that), in such a way that in due course of its being created, it turns on a deviant path and becomes cancerous? Now we're talkin'! Pay close attention to the following segment about mitosis and cancer relationship to properly grasp the finer, more complex nuances of this subject.
 

What is the Link Between Mitosis and Cancer?
Continuing from where I left in the previous paragraph, a cancer cell is nothing but a regular cell with its DNA gone crazy! You see, the way a cell behaves right from the time it grows through the functional duration of its life cycle till its eventual, and necessary, death, the genetic matter present inside it decides what course it will take, how long will its life be and, most importantly, what growth trend will it exhibit. This last factor is what primarily differentiates a cancer cell from a normal one. Okay, let me put it this way. A cell begins its existence as a cancer cell as soon as its inception starts. When all biological matter is assembled for putting together a single cell, the genetic matter, the DNA, undergoes an abnormal mutation. Say, for instance, out of a batch of a thousand new cells, the DNA of one cell shows this mutation and, as a result, begins growing abnormally, turning into a cancer cell.

Just how much harm can one abnormal cell among a million normal ones (the thousand new plus the remaining pre-existing ones) do? This is where mitosis comes into the picture. In case you're not very clear about the nitty-gritties of cellular biology, mitosis is the process wherein a fully developed, mature cell divides into two, much like the way many micro organisms undergo binary fission to reproduce. You see, when a cell has grown to a certain stage, it becomes ready for division into two identical cellular units, having exactly the same number of chromosomes, DNA structure and all other elements of cellular architecture. Now, mitosis is that part of this preparatory phase (for cell division) where the parent cell makes an identical copy of its genome (which is composed of chromosomes) such that on division, both daughter cells will have exactly the same genomic structure and characteristics as the parent cell had before division. Get the wind yet? No? Well, since a cell becomes cancerous and shows abnormal growth owing to the development of a DNA mutation within its genome, mitosis just plays the role of a genetic photocopy machine - it makes identical copies of the parent cell's genome, mutation and all!

So, once cellular division happens, what began as a pro-cancer mutation in a single cell multiplies twofold and that's just the beginning. As these daughter cells mature and prepare for cellular division in their respective eukaryotic cycles (oh yes, mitosis occurs only in eukaryotic cells), they also undergo mitosis, the mutated DNA gets copied yet again and now, instead of two, there are four cancer cells in the body. This chain continues till the abnormal cells grow so large in number that they manifest their presence as malignant tissue growths and tumors. Mitosis is the process by which genetic matter gets identically replicated many times over. Since cancer is caused by a damage or mutation to cellular DNA, mitosis plays an active role in spreading cancer in the body by making exact copies of these damaged and mutated cellular genetic materials. Medical intervention is the only way to stub out this type of malignant cellular propagation in the body. 
 
Article by : Ishani Chatterjee Shukla

Hard Pimples

Hard pimples are the most painful form of acne that can cause permanent scars on your face. These are also referred to as cystic acne as these are associated with the formation of cysts or nodules. These infections occur deep inside the skin surface and affect the surrounding tissues. As a result, there is pus formation inside the pores and the infection spreads to the surrounding tissues.

What are Hard Pimples?
Hard pimples are those bumps that can occur on any part of your body, like the face, back, neck, shoulders, thighs, etc. They usually don't come to the surface of your skin. They are sometimes painful and very difficult to pop.

Why do they Harden?
When the bacteria and sebaceous material get into the skin that surrounds the infected area, the infection grows deeper and spreads wider. This results in scars forming nodules or cysts. They are also very painful. Nodules are solid, large, painful, wound-like spots that grow deep in the skin, while cysts pus up and further become inflamed lesions that are painful and cause scars. They grow deep into the skin too.

How are they Caused?
Hard pimples don't happen to a particular category of people. They can happen to absolutely anyone. They are caused due to multiple reasons. The reasons can be an unhealthy diet, low intake of water, heat due to sugary food, too much of sugar intake, oil glands, stress, smoking, excess dead cells, etc.

Unhealthy Diet: If you feed on more of junk or processed food, your diet is unhealthy. Such food makes the skin very favorable for pimples. It boosts the level of insulin in the blood. Insulin can either make your skin dry and flaky which can block your pores, or it can help the sebaceous gland produce more oil, which would ultimately give rise to acne.
Low Intake of Water: The human body requires at least 2 - 3 liters of water every day. Keeping yourself hydrated can help improve the quality of your skin very effectively.
Chocolates and Sugar Intake: Chocolates or any food containing excess sugar produces heat in the body. This leads to boils, pimples, breakouts, etc.
Oil Glands: It is believed that oily skin is a perfect condition for pimples.
Stress: Stress increases the level of androgen hormones, thus causing breakouts.
Smoking: Smoking does not cause pimples, but it makes the skin very unhealthy. Unhealthy skin can catch infection very fast and pimples can be caused due to it.

What Can You do to Avoid Pimples?
The Dos


Drink a lot of water (2-3 liters) everyday.
Eat a lot of fresh fruits and uncooked vegetables.
Fruits with high water-content like tomatoes, watermelon, oranges, sweet limes, mash melons, etc., would be of great help.
8 hours of sleep and power naps in-between would help your situation too.
Use an oil-free face wash and wash your face at regular intervals. This will also help in keeping your pores clean, thus reducing pimples.
Drink green tea, green tea supplements or use products with green tea as an ingredient.
Blackheads and whiteheads are also reasons causing pimples. Go for a face clean-up every 15 - 20 days.
Indulge in a lot of physical activities that make you sweat. Be it the gym or any kind of sport, sweating is good for the skin.
Cleansing and toning is also helpful.
Apply tea tree oil, leave it overnight and rinse in the morning. This will help in reducing scars, blemishes and will keep your skin healthy.

The Don'ts
Do not pop them or prick them with a needle or any sharp object.
Do not eat a lot of spicy food.
Reduce the intake of alcohol.
If you have a sweet tooth, this might be a little difficult for you. But, you would have to limit the amount of chocolates and sugar intake in your diet. If possible, eliminate it from your diet completely.
Do not stress. Relax and keep a calm mind.
No caffeine, cream fat, cocoa, butter, margarine, etc.
Keep your phone a little away from your cheek while talking, as the germs on the phone might infect your skin.
Make sure the products you use for your hair, like styling gels, etc., do not come in contact with your skin. The chemicals are bad for sensitive skin.
After any exercise, play or any physical activity that makes you sweat, do not continue wearing those sweaty clothes for a long time.

Treatment Options
Pimples can be treated in several ways. Using an oil-free face wash, keeping your skin and pores clean, keeping to a healthy diet, etc., are easy ways of treating pimples. The safest way is to consult a dermatologist or a skin specialist. If your pimples are under the skin surface, it is best to get them popped by a professional.

Home Remedies
If you already have pimples, you can still follow the above to prevent the occurrence of more pimples. Also, do not pop the current ones as they help more pimples to occur at the same spot.

Take 1 clove, powder it, mix it with about 2 - 3 drops of milk or olive oil. Then apply this mixture on the pimple, leave for 15 - 20 minutes and wash off.
Mix ¼ tsp. turmeric powder with 2 tsp. milk and apply it on the pimple. Rinse well with water or rose water after it dries.

Ways to Reduce the Redness
The easiest way to reduce redness is by rubbing 1 cube of ice on the spot. Place the ice cube over the spot for about a minute. The spot will vanish for a while. This would work best if you have a date, party or wedding to attend.
All you need is onion and rose water. Take 1 onion, grate it. After grating, squeeze the juice out of it. Apply this juice over pimples, leave for 10 - 15 minutes. Then dip a cotton ball in the rose water and wipe off the onion juice with it. (Onions help reduce redness, pimple burns and pains due to the enzymes present in them.)

Remedy for Scars and Blemishes
Take 1 lemon, cut it into halves. Rub 1 half over your face or the pimple affected area and rinse with water after 10 - 15 minutes. (it may cause a tingling sensation because of the acid content in lemons.) Lemon works wonders over dark spots and blemishes. But the change will not take place overnight.
Apply aloe vera gel (freshly scooped out from the aloe vera leaf) twice a day. Leave it on for half an hour and rinse with water.
Take 1 tbsp. of honey, 1 tbsp. lemon juice, 2 tbsp. milk and 1 tbsp. almond oil. Mix them and apply it over acne scars. Rinse with water after it dries up.

Treating Pock Marks
If you have popped your pimple, it must have left a dent behind. Those dents are also known as pockmarks. Pockmarks can stay for a lifetime. The best remedy for it is honey. Apply honey over the marks and leave for 10 - 15 minutes. Then rinse it off with water. Honey helps in making the skin smoother. Hence, it smooths out pockmarks making them invisible after a while. (it may take weeks to notice the change.)

Tips for Prevention
Wash your face and keep it clean at all times. This includes - not touching your face as much as possible, using clean pillow cases, covering your face with a handkerchief or a stole whenever you get out in the dust.
Maintain a healthy diet. No junk or processed food. Do not eat a lot of oily food, for example - chips, wafers, fried food, etc.
Drink a lot of water and include green tea in your diet.
Use a good moisturizer after every bath. A toner like rose water will also help the health of your skin effectively.

If any of the above doesn't work for you, please consult a dermatologist or seek professional help. Readers are requested to double-check what they are allergic to, before implementing any of the above home remedies. Also, if you have hard pimples that do not come to the surface, please don't pop them yourself. Please consult a dermatologist.
 
Article by : Suvamita Ghosh

23 Juli 2013

Fatty Liver Diet

Liver is one of the critical organs that performs a number of important functions in the body, such as metabolism, detoxification, and producing required chemicals for digestion. Thus, any injury to the liver or dysfunction of the liver causes serious health problems. As mentioned earlier, fatty liver is a condition that affects the liver health, where excess of fat get stored in the liver cells with the percentage of fat in the organ reaches 10 percent of its complete weight. The liver is unable to break down the fats at the rate at which it usually does, and hence fats get accumulated. There is no severe damage due to it, but if the amount of fat increases, it leads to inflammation of the liver referred to as steatohepatitis -- a fatal condition. If left untreated, this inflamed liver gets pitted. It gradually hardens and may cause liver failure, cirrhosis. Maximum cases are observed in adults above 30 years of age. However, in the recent past, pediatric cases have also come to the fore.

Causes

The primary symptoms of fatty liver may not be observed easily; however, it is through the conduction of a medical examination that the condition maybe diagnosed. A fatty liver may be caused due to excess alcohol consumption; drug abuse; obesity; and health disorders, like diabetes, high levels of cholesterol, metabolic disorder, and malnutrition. Sometimes, surgeries to bring about a drastic reduction in weight, for instance gastric bypass surgery may also be considered a causative factor. However, the most prominent cause is alcoholism. Alcohol, literally, is known to drink down the liver cells, thereby causing irreversible damage. When caused due to non-consumption of alcohol, it is called Nonalcoholic steatohepatitis (NASH). This condition may be diagnosed by way of a routine checkup and conduction of liver biopsy.

Considerations
Control Diabetes
A person suffering from diabetes should follow the diet that will help to control diabetes. It is a bit difficult for diabetic patients to reduce fatty liver. They should consume food that has low sugar level, and maintain a proper level of insulin in the body. When the blood sugar level reduces, it leads to less accumulation of fats in the liver. It is recommended that diabetic patients with this condition should consult a physician and a dietitian before making any changes in the diet.

Stop Drinking Alcohol
If alcohol is the reason for fatty liver, one should stop drinking alcohol at once. Alcohol is high on calories and should be forbidden forever. It leads to dysfunction of the liver, and hence liver cannot metabolize other nutrients properly leading to fat accumulation.

Reduce Weight
One should start reducing their weight gradually, if obesity is the reason for fatty lever. It should not be rapid in any way. The weight loss should be not more than one or two pounds a week and should be accompanied with exercises. Keep a check on the daily consumption of calories. A safe weight loss with the help of diet and exercise can help reduce fatty liver.

Control Carbohydrate Intake
There is nothing wrong in consuming carbs. However, the incorrectness lies in the type of carb being ingested, along with portion selection. Carbohydrates with low glycemic index have a positive effect on your weight.

Increase the Intake of Fiber
Including fiber in your diet is very important. Besides its major role in regulating your bowel movements, a diet rich in fiber keeps a tab on your blood sugar, also maintaining optimum cholesterol levels.

Consume Good Fats
Know that all fats are not equal, and all do not contribute to the expansion and contraction of your waistline. Saturated and trans fats are major culprits of clogged arteries, leading to medical reports confirming high cholesterol, which if not controlled, may lead to cardiac crises. Besides, a high level of cholesterol is a cause of fatty liver. Monounsaturated fats and polyunsaturated fats do a good turn to your health. They help you manage weight, and they are good to your cholesterol levels, too.

Diet to Avoid
Liver-damaging Foods

  • White bread
  • White rice
  • Candy, doughnuts
  • Fast-fat foods
  • Chicken with skin
  • Full-fat dairy productsIce cream
  • Carbonated drinks
  • Processed meats
  • Fried foods
  • Red meats


Diet to Accept
Liver-friendly Foods

  • Legumes
  • Garlic
  • Tomatoes
  • Beets
  • Cabbage
  • Broccoli
  • Beans
  • Vitamin E- and vitamin C-enriched fruitsWhole grain breads
  • Brown rice
  • Lean white meats
  • Nuts (almonds, cashews, walnuts)
  • Soy milk
  • Tofu
  • Salmons/Sardines


Protein intake in an appropriate amount is very essential for the condition to improve. Make sure that the amount of protein you consume is not in excess as it becomes difficult for the liver to break down excess protein. It would be advisable for you to consult the practitioner with regard to restricting your dietary protein intake. Vitamins, especially vitamins A and D should be controlled. Vitamin A in excess could prove harmful to the liver. The liver is put through a stressful condition whilst processing excess amounts of vitamin A and D. Garner expert advice to monitor the daily intake of vitamins. Nail in mind that red meat, pork, processed foods, potato wafers, french fries, and the likes should be completely avoided. Thus, reduction in weight, reduced alcohol consumption, a healthy diet to control the condition and exercise are sure ways to help you control the condition.

Disclaimer: The article published herein, is meant to accomplish pedagogical purposes only. The recommendations mentioned hereby may not be generically applicable. The information, by no means, intends to supplant the diagnosis and advice imparted by the medical practitioner.

20 Juli 2013

Orthorexia

Menjaga asupan dengan makanan sehat memang penting supaya kita terhindar dari penyakit dan kegemukan. Tetapi jangan sampai hal itu menjadi obsesi karena justru dapat membahayakan kesehatan. Orthorexia atau obsesi pada makanan sehat adalah istilah baru untuk menggambarkan seseorang yang sangat terobsesi pada pola makan yang sempurna dan diolah dengan higienis, serta diatur jadwal dan takarannya.
Kaum wanita adalah kelompok yang paling rentan terjebak pada gangguan orthorexia ini. Mungkin hal ini karena ada tuntutan bagi kaum hawa untuk selalu tampil fit dan bertubuh ideal. Sebenarnya, apa yang salah dengan memperhatikan secara cermat apa yang kita makan? Memang tidak ada, tetapi jika hal itu sudah menjadi obsesi dan menuntut kesempurnaan, maka kita akan menjadi stres dan ujungnya justru mengganggu kesehatan. Menjalani pola makan yang ketat juga akan membuat tubuh kekurangan nutrisi penting yang sebenarnya diperlukan. 
Ada beberapa jenis makanan yang kerap dihindari oleh pengidap orthorexia, antara lain produk susu, daging, dan juga telur. Menghilangkan makanan tersebut dari daftar asupan harian akan membuat tubuh kekurangan vitamin B12 yang diperlukan untuk fungsi otak dan produksi sel darah merah. Makanan yang berasal dari padi-padian dan mengandung gluten juga sering dihindari. Padi-padian utuh sebenarnya mengandung mineral penting, misalnya magnesium untuk tulang sehat dan saraf, atau mangan untuk fungsi hati yang sehat. 
Selain itu lemak termasuk dalam makanan yang "haram" bagi pengidap orthorexia. Padahal, lemak berkualitas baik yang ditemukan dalam minyak zaitun, lemak, dan kacang-kacangan, diperlukan tubuh. Lemak jenis ini membuat kulit sehat dan melindungi organ-organ vital. 
Konsumsi lemak yang cukup juga membuat perut terasa kenyang lebih lama dan membantu penyerapan vitamin larut lemak seperti vitamin A dan D. Obsesi pada sesuatu hal, termasuk pola makan sehat, berarti Anda menempatkan diri dalam stres terus menerus. Hal ini bisa memicu hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. 
Normalnya, hormon stres hanya dikelaurkan ketika kita menghadapi situasi yang mengancam untuk meningkatkan suplai energi supaya kita langsung bertindak cepat. Tetapi saat pikiran kita percaya adanya ancaman yang konstan, bahkan hormon stres dalam jumlah kecil, akan mengganggu sistem pencernaan, sistem reproduksi, serta proses pertumbuhan. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter gizi sebelum Anda menjalankan regimen diet baru. Jangan biarkan ketakutan berlebihan pada makanan tidak sehat justru membuat Anda semakin tidak sehat.

Minuman Bersoda dapat Memperparah Osteoartritis

Apa yang Anda ketahui tentang Osteoartritis?
Seringkali kita lebih sering mendengar orang-orang menyebutnya dengan istilah rematik. Osteoartritis merupakan penyakit persendian yang paling banyak ditemukan. Pada osteoartritis terjadi penyempitan celah sendi karena rusaknya tulang rawan sendi yang dapat disertai dengan pertumbuhan tulang rawan dan tulang baru pada persendian. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, pembengkakan sendi dan rasa kaku pada persendian.
Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita, namun dapat juga terjadi pada pria, terutama pada usia di atas 40 tahun dan memiliki berat badan berlebih. Penyakit osteoartritis lebih sering menyerang para pria yang sering bekerja berat seperti pekerja konstruksi/mekanik, pekerja lapangan, dan mereka yang banyak bekerja secara fisik (mengangkat benda berat, menekuk lutut, aktivitas berulang-ulang). Olahragawan pria yang sering mengalami trauma pada persendian juga terancam menderita penyakit ini. Persendian yang paling sering mengalami masalah ini adalah sendi-sendi jari tangan, lutut dan panggul.

Lebih parah jika minum soda
Belum lama ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh dr. Bing Lu, Phd, asisten profesor di fakultas kedokteran Harvard menunjukkan bahwa osteoartritis yang terjadi pada pria dapat menjadi lebih parah, jika pria tersebut sering mengonsumsi minuman manis bersoda.
Selain menyebabkan peningkatan berat badan, minuman manis bersoda ternyata menyebabkan proses penyakit osteoartritis pada pria menjadi semakin parah. Menariknya, hal ini tidak terjadi pada wanita. Penelitian yang dilakukan pada 2.149 pria dan wanita penderita osteoartritis ini menunjukkan bahwa pada pria yang mengonsumsi lebih dari 4 kaleng minuman manis bersoda dalam 1 minggu mengalami proses penyempitan celah sendi 2 kali lebih cepat. Namun, dalam penelitian ini, belum dapat diketahui faktor penyebab dan mekanisme yang mendasari perburukan yang osteoartritis yang lebih cepat terjadi karena minuman manis bersoda.

Apa yang dianjurkan?
Penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh kebenaran dari hasil penelitian dr. Bing Lu ini. Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab mengenai mekanisme jelas   efek minuman manis bersoda pada proses perjalanan penyakit osteoartritis. Bagi para pria, baik penderita osteoartritis maupun tidak, dianjurkan untuk mengatur frekuensi minum minuman manis bersoda dan menjaga berat badan dalam batas ideal. Jika ingin mengonsumsi minuman manis bersoda jangan sampai berlebihan. Konsumsilah makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang sehingga kesehatan lebih terjaga dan kualitas hidup menjadi lebih baik.

Sumber artikel : dr. Jessica Florencia

Seks, Mitos & Paradoks

Mitos dalam bidang seksual seolah tidak pernah ada habisnya. Tak heran, banyak orang kerap salah jalan atau tersesat.
Sebut saja mitos mengenai darah monyet yang oleh suatu komunitas dipercaya bisa mencegah dan menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Ada juga yang mempercayai bahwa minum antibiotik sebelum melakukan hubungan seksual dengan pelacur dapat mencegah atau menahan penularan penyakit menular seksual.
Pertapaan Ratu Kalinyamat di Jepara dan Pantai Parangkusumo di Yogyakarta dipercayai sebagai tempat yang dapat membuat seseorang tampak lebih muda kalau melakukan ritual tertentu. Parahnya, ritual itu adalah melakukan hubungan seks dengan anak-anak atau dengan gadis yang masih perawan.
Sebenarnya apa sih mitos itu? Prof Koentjoro, MBSc, Ph D, psikolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dalam simposium kedokteran seksual di Hotel Hyatt Regency, Surabaya, menyebutkan bahwa mitos merupakan ide atau cerita yang dipercayai banyak orang, meski faktanya tidak benar.
Psikolog yang meneliti perihal pelacuran sejak tahun 80-an ini menyebutkan, mitos juga bisa berupa cerita kuno yang dibuat untuk menjelaskan kejadian alami atau peristiwa historis. Jadi, jelas bahwa mitos merupakan kepercayaan yang diyakini masyarakat, meski tidak benar faktanya.
Selanjutnya, Prof Koentjoro mengungkapkan, pelacuran yang ada sekarang ini memiliki kaitan erat dengan tingginya kejadian perceraian. Tahun 1950 mungkin merupakan tahun di mana angka rata-rata perceraian tertinggi bahkan di seluruh dunia.
Anehnya, di masyarakat tertentu, para janda justru semakin bangga dengan status kejandaannya. Semakin kerap menjadi janda berarti semakin dicari atau dibutuhkan pria.
“Bahkan tindakan ini justru jadi ajang kompetisi,” ujarnya.
Di sisi lain, di sebagian besar komunitas masyarakat Indonesia, seks masih dianggap tabu. Namun, justru nyatanya fakta tidak menunjukkan demikian. Paradoks atau kontradiksi terjadi di mana-mana. Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta membuktikan, berdasarkan riset yang pernah mereka lakukan, setidaknya di Yogyakarta terdapat 25 toko seks (sex shop).
Tidak bisa disangkal, toko semacam itu akan menunjang perluasan prostitusi dan relasi tidak sehat yang pada akhirnya akan menghancurkan kehidupan rumah tangga.


Sumber:
http://kesehatan.kompas.com

Khasiat Buah Delima Bagi Tubuh

Buah delima sebenarnya sudah terkenal memiliki banyak khasiat sejak dulu kala, sehingga buah yang diperkirakan berasal dari Iran ini kemudian berkembang pembudi dayaannya di Timur Tengah, Arab Saudi, Afghanistan, India hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bahkan karena kemansyuran manfaatnya, buah delima berkembang pesat di tanah Perancis dengan sebutan pome garnete yang berarti apel berbiji karena sebuah delima mampu memiliki 800 biji didalamnya, yang selanjutnya di adaptasi oleh orang Amerika dengan sebutan pomegranate.
Di Indonesia sendiri, buah delima sudah termasuk jarang dikonsumsi masyarakat dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Bahkan tidak jarang masyarakat baru mengetahui manfaat buah delima dari sebuah iklan produk minuman adaptasi luar, hasil ekstraksi pomegranate yang tak lain dan tak bukan adalah buah delima itu sendiri.
Buah delima di Indonesia sebenarnya telah menjadi bagian dari budaya dengan memasukkan buah delima sebagai salah satu buah yang harus ada dalam perayaan 7 bulanan suku Jawa maupun saat Imlek bagi suku Cina Indonesia. Namun sayangnya pemahaman lebih lanjut mengenai khasiat dari buah delima masih belum dimanfaatkan secara optimal.
Selain dimakan langsung, buah delima juga dapat di minum sebagai jus untuk kesehatan mulut, tenggorokan, usus, tulang, kulit bahkan suara. Dengan memakan buah delima secara perlahan mampu menjernihkan suara serak dan menghindarkan kekeringan pada tenggorokan.
Selain kandungan vitamin A, C dan E, dan asam folik yang sudah terkenal manfaatnya, berikut beberapa zat aktif yang terkandung dalam buah delima yang menjadikan buah ini sarat akan manfaat.
Zat Kalium Delima Bermanfaat Bagi Jantung
Setiap 100 gram biji buah delima yang dapat langsung dimakan, mengandung kalium 259 mg/gr yang dianggap sebagai komponen penting bagi kesehatan jantung.
Bahkan telah ada penelitian yang menunjukkan tidak adanya kemunculan penyakit jantung iskemia terhadap 45 orang penderita penyakit jantung iskemik oleh Dr. Dean Ornish MD selaku presiden dan penemu institusi nirlaba Preventive Medicine Research Institute, California, Amerika Serikat, dengan memberikan 8 ons jus buah delima setiap hari selama 3 bulan. Dan dipercaya sebagai buah yang mampu mencegah penyakit jantung.
Zat Antioksidan Delima Bermanfaat Bagi Sel-sel Dalam Tubuh
Buah delima memiliki kandungan antioksidan 3 kali lebih banyak dibandingkan wine dan teh hijau dengan kandungan flavanoid yang berperan penting dalam mencegah radikal bebas dalam tubuh, sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak serta memberikan perlindungan pada kulit. Sehingga tidak jarang buah delima menjadi salah satu bahan utama dalam berbagai macam produk perawatan kulit.
Antioksidan yang tekandung dalam buah delima juga membantu mencegah oksidasi LDL atau kolesterol jahat yang menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
Beberapa penelitian dari Amerika Serikat juga menunjukkan bahwa dengan meminum sari buah delima sebanyak 200cc setiap hari selama seminggu, mampu meningkatkan aktifitas antioksidan dalam tubuh sebesar 9% seperti dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Begitupula penelitian dari Vanderbilt University Medical Center, Tennese yang menunjukkan penurunan resiko terkena penyakit Alzheimer sebanyak 76% bagi mereka yang meminum jus buah delima sebanyak 3 kali atau lebih dalam seminggu.
Para peneliti di Scotlandia pun berhasil membuktikan hubungan antara mengkonsumsi jus buah delima sebanyak 500ml sehari, mampu mengurangi kadar kortisol yang memicu hormon stres secara siknifikan di dalam air liur. Penelitian dari Queen Margaret University, Edinburgh ini sekaligus menunjukkan bahwa buah delima mampu mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik sehingga mampu membuat tubuh merasa lebih rileks dan mencegah hipertensi.
Zat Tanin Delima Bermanfaat Bagi Pencernaan
Buah delima mengandung zat tanin yang tinggi, yaitu salah satu senyawa yang terdapat pada tanaman yang merupakan salah satu komponen astrigen dengan kemampuan mengikat dan mengendapkan protein sehingga bisa diaplikasikan dalam pengobatan perdarahan (hemostatik), ulkus peptikum (luka terbuka pada lapisan lambung atau usus 12 jari), wasir dan diare dengan cara menyusutkan selaput lendir usus sehingga cairan diare berkurang.
Zat tanin juga membantu usus mencerna dan menyerap protein secara langsung, sehingga dapat mencegah mikroba dalam rongga saluran pencernaan dalam memperebutkan asupan protein dalam tubuh dengan cara membentuk ikatan tannin-protein. Bahkan dipercaya di Mesir dan Vietnam sebagai cara alami dalam mengeluarkan cacing dalam perut melalui feses.
Hal ini dikarenakan zat tanin pada buah delima mampu membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus sehingga mereka dapat terbawa keluar bersama kotoran tubuh lainnya saat buang air besar.
Dengan jenis pohonnya yang mudah di budidayakan baik melalui biji, stek, tunas maupun cangkok, sangatlah tepat apabila kita memanfaatkan khasiat buah delima dengan menanamnya di pekarangan kita. Sehingga selain dapat memanen buahnya, pohon delima juga dapat menjadi tanaman hias yang menghijaukan daerah sekitar.
 
Sumber : klikdokter

19 Juli 2013

Low Hemoglobin Levels

Hemoglobin (Hb) is an oxygen carrying protein present in the red blood cells. We all know that the oxygen we breathe is transported to the rest of the body by blood. The actual work of transporting oxygen is done by the hemoglobin. It does this work by binding the molecules to itself and carrying them to those parts of the body where oxygen is needed. Hence we can see that hemoglobin performs a very important function.
 

So, a problem of low hemoglobin is understandably grave, as if there isn't enough hemoglobin in blood, the oxygen supply to various parts of the body will be less. If the oxygen isn't supplied to various parts of the body, its functioning will be hampered. The most common symptom shown is fatigue. People with low hemoglobin levels get very tired as their cells do not get enough oxygen to perform their activities. Other common symptoms include fainting, loss of normal skin color and shortness of breath. When the body is short of hemoglobin, the heart has to pump the blood harder than normal to ensure that the oxygen reaches where it is needed. Hence, there is a chance that continued low levels may result in heart diseases.

Before we get into the details, we first need to know how hemoglobin levels are calculated and how these are measured. Hemoglobin is measured based on a sample of blood extracted from your body. While measuring it, you have to first extract a little blood from your body as a sample. You put your blood sample on a machine. These days, there are machines that are designed to perform basic blood analysis. These machines break down the composition of red blood cells to measure the hemoglobin in it. It is measured as the amount of hemoglobin in grams in the blood per deciliter (100ml) of blood.

Normal and Low Levels
The normal hemoglobin levels vary based on the age and gender of the person who is being tested. The widely accepted levels for people of various age groups are given below.

Newborn Babies: 17-22 gm/dl
Children: 11-13 gm/dl
Adult Males: 14-18 gm/dl
Adult Women: 12-16 gm/dl
Elderly Males: 12.4-14.9 gm/dl
Elderly Females: 11.7-13.8 gm/dl

Causes of Low Levels of Hemoglobin
So if your hemoglobin level is lower than the lower limit for your group, that means you have low hemoglobin levels.

Low hemoglobin levels are usually due to nutritional deficiency especially iron deficiency. If you are not consuming the required daily amount of iron, vitamin B12 and folate, you are going to have the problem.
One of the reasons for perpetually low levels is a bone marrow problem.
Among temporary reasons of low levels we have accidents or surgeries that led to severe loss of blood and medications that may affect hemoglobin levels.
A rather serious cause is anemia, the cause of which can be low intake of vitamins or chronic diseases.

Hemoglobin levels can be resurrected by following a balanced diet. A person with low hemoglobin levels needs to consume enough iron, vitamin B12 and folic acid. If that doesn't work, then one may have to resort to consuming the above nutrients externally in the form of supplements.

buzzel